Kepemimpinan

Arti Penting Kepemimpinan Menurut Robbert D Stuart (2002: 352) bahwa pemimpin adalah seorang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk ...

Arti Penting Kepemimpinan
Menurut Robbert D Stuart (2002: 352) bahwa pemimpin adalah seorang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, memberi petunjuk dan juga mampu menentukan individu untuk mencapai tujuan organisasi.
Gibson menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang guna pencapaian suatu tujuan. Masih berhubungan dengan pengaruh, Ken Blanchard yang dikutip oleh Marcelene caroselli (2000: 9) menyatakan bahwa kunci untuk kepemimpinan hari ini adalah “pengaruh” bukan “kekuasaan” selanjutnya ia mengatakan para pemimpin tahu bagaimana mempengaruhi orang-orang dan membujuk mereka untuk suatu tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau
ciri sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi;
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
c. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;
d. Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
e. Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang  mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
a. Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
b. Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
c. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective);
b. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan;
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya;
e. Sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
b. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya;
c. Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya;
d. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan;
e. Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain;
f. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya;
g. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
5. Tipe Karismatik
Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini. Karisma seorang pemimpin  biasanya tercipta secara alami dari sikap pribadi pemimpin tersebut.

Faktor –faktor yang mempengaruhi kepemimpian:
-          Faktor Individu
Dalam faktor ini seorang pemimpin harus dibekali dengan ilmu pengetahuan yang cukup, ketrampilan, sifat pribadi pemimpin itu sendiri serta nilai-nilai yang diyakininya. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang cukup banyak mengenai banyak hal disekitarnya bukan hanya sekedar tentang bidang yang sedang dipimpinnya, karena tanggungjawab seorang pemimpin meliputi banyak aspek.
-           Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah terkait dengan karakter pemimpin tersebut yang juga bisa dijadikan cirri oleh orang lain. Seorang pemimpin yang kompeten dapat dilihat dari pengetahuannya tentang banyak hal.
-          Faktor Eksternal
Aspek yang terdapat di dalam faktor ini adalah bawahan dan situasi. Sifat kepemimpinan seseorang dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan bawahannya, status social dll, situasi yang mempengaruhi sifat kepemimpinan seseorang meliputi waktu, tempat, sifat organisasi yang iapimpin dll.

Imlikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Hasil dari temuan penelitian dapat direkomendasikan beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi pihak pimpinan. Hal pertama yang paling penting untuk ditingkatkan adalah implikasi manajerial berhubungan dengan dampak strategis atas gaya kepemimpinan terhadap budaya organisasi. Hal ini disebabkan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh sebesar terhadap budaya organisasi, komitmen organisasi, kinerja karyawan dengan pembuktikan yang signifikan.
Daftar Pustaka:
- Nurjanah, SE. 2008.  “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.” http://eprints.undip.ac.id/18483/1/Nurjanah2.pdf Diakses tanggal 13 april 2014.
  
- Irawanty A. Kahar.2008. “Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi”. jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4, No.1, Juni 2008. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16090/1/pus-jun2008-%20(4).pdf. Diakses tanggal 13 April 2014


- Baihaqi, Muhammad Fauzan.2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan Kinerja dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening”. http://eprints.undip.ac.id/23032/1/SKRIPSI_C2A003074.pdf. Diakses tanggal 13 April 2012


You Might Also Like

0 komentar